Artikel

Kapolri: Masih Banyak Polisi Teladan

08 August 2023

BERDEDIKASI, berinovasi, dan berintegritas. Karakter-karakter itu menjadi hal paling utama yang harus dimiliki seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia. Semangat itu harus dimiliki seorang polisi saat mengemban tugas di tengah-tengah masyarakat.

 

Semangat itu terwakilkan melalui lima anggota yang menerima penghargaan Hoegeng Awards 2023 di malam penganugerahan yang berlangsung di Gedung Tribrata Darmawangsa, Jakarta Selatan, pada Jumat 14 Juli 2023.

 

Meski demikian, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo optimistis masih banyak anggota Polri yang memiliki semangat itu dan berprestasi. Namun, itu belum terlihat.

 

“Masih banyak polisi yang memiliki jiwa keteladanan seperti Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso. Hal tersebut sejalan dengan semangat Presisi, prediktif, responsibilitas, transparansi, dan berkeadilan,” demikian dikutip dari video berjudul Hoegeng Awards 2023 yang tayang di akun YouTube Divisi Humas Polri.

Dalam kegiatan itu, Kapolri mengingatkan kepada seluruh anggota untuk terus berkarya dan berbuat yang terbaik untuk masyarakat. Terlebih, masyarakat di masa kini terus mengawasi dan mengamati kinerja kepolisian. Jadi, tugas-tugas yang diemban Polri merupakan amanah yang harus dikerjakan.

 


 

Poengky Indarti, anggota Komisioner Kompolnas, mengapresiasi pemberian penghargaan berikut polisi yang menerima anugerah tersebut. Poengky pun berpesan kepada para penerima penghargaan lebih meningkatkan prestasinya di tengah-tengah masyarakat. Kepada Polri, Poengky berharap kepolisian terus meningkatkan pengabdian kepada negara dan juga masyarakat.

 

“Bagi kawan-kawan anggota kepolisian yang lain, kami berharap ini dianggap sebagai contoh, inspirasi, yang membuat mereka perlu untuk bisa berprestasi,” ujar Poengky.

 

Tentang Hoegeng Award

Pada 2023, gelaran Hoegeng Award merupakan kali kedua yang diselenggarakan kepolisian berkolaborasi dengan sebuah media ternama Indonesia, Detik.com. Tujuannya memberikan penghargaan kepada polisi-polisi yang memiliki semangat berdedikasi, berinovasi, dan berintegritas. Serta, anggota yang memiliki semangat pengabdian di pedalaman dan tapal batas. Juga, anggota yang mengabdi untuk melindungi perempuan dan anak.

 

Penjaringan nama untuk polisi teladan diusulkan oleh masyarakat sejak Januari hingga April 2023. Lebih 10 ribu nama yang diusulkan. Nama-nama itu kemudian diseleksi oleh Dewan Pakar Hoegeng Awards 2023. Salah satunya yaitu Komisioner Kompolnas Poengky Indarti.

Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi gelaran ini. Menurut Presiden, penghargaan ini menunjukkan sebuah pengakuan kepada anggota polisi yang menunjukkan dedikasi, integritas, dan inovasi dalam menjalankan tugasnya.

 

Menurut aktivis hak asasi manusia dan pengacara, Bambang Widjojanto, Hoegeng Award bukan sekadar ucapan terima kasih terhadap anggota yang telah berdedikasi. Tapi, penghargaan ini memastikan bahwa ada ‘Hoegeng-Hoegeng’ baru yang lahir di lembaga kepolisian.

 

Sementara itu, Rama Hoegeng, cucu Jenderal Hoegeng Imam Santoso, berharap penghargaan ini menjadikan Polri sebagai lembaga yang lebih humanis. Sebab, semangat humanisme itu dicita-citakan Jenderal Hoegeng semasa menjabat Kapolri puluhan tahun lalu.

 

“Institusi Polri dengan masyarakat bisa benar-benar menjadi satu keluarga seperti yang dicita-citakan almarhum Hoegeng. Tidak ada Batasan. Karena, Polri merupakan pelayan, pengayom, dan pelindung. Polri juga kan datangnya dari masyarakat. Seperti kata almarhum, memang baik menjadi orang penting. Tapi lebih penting menjadi orang baik,” ujar Rama Hoegeng yang turut hadir dalam malam penganugerahan Hoegeng Award 2023.

 

Siapa polisi Hoegeng?

‘Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hoegeng, almarhum bekas Kapolri; patung polisi; dan polisi tidur.’

Sebagian orang tentu merasa tak asing lagi dengan satire yang diungkapkan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut. Bahkan Kapolri Jenderal Listyo tak segan menggunakan kalimat tersebut untuk menyampaikan autokritik pada lembaga yang ia pimpin.

 

Namun Jenderal Listyo yakin masih banyak personel yang berprestasi dan bekerja baik untuk mengayomi serta melindungi masyarakat. Layaknya almarhum Hoegeng Imam Santoso yang menjadi legenda polisi jujur di Indonesia.



Jenderal Hoegeng Imam Santoso merupakan figur panutan bangsa yang tak pernah lekang. Namanya tak lapuk oleh guyuran hujan. Meski fisiknya tak lagi hadir, semangat Jenderal Hoegeng terus menginspirasi bangsa, terutama anggota Polri.

 

Ia merupakan anggota Polri yang kemudian menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara RI mulai 1968 hingga 1971. Ia dikenal sebagai sosok polisi yang jujur, sederhana, dan tak neko-neko. Hoegeng menegaskan kepada istri, anak-anak, dan keluarga besarnya untuk memanfaatkan jabatan yang ia emban.


Sebagai seorang pejabat negara, Hoegeng berbeda dari petinggi lain. Saat menjabat Kapolri, Hoegeng menolak fasilitas rumah dinas dari negara. Ia dan keluarga tetap tinggal di kediaman pribadi di Jalan Madura, Jakarta Pusat. Bahkan pengawalan khusus pun tak mencolok, apalagi membatasi kesehariannya bersama keluarga.

 

“Papi tak mau rumahnya dikawal-kawal. Papi ingin rumahnya terbuka dan tidak menyeramkan buat masyarakat. Masih banyak lagi fasilitas lain yang Papi tolak,” kisah Aditya Soetanto Hoegeng, putra almarhum Jenderal Hoegeng dikutip dari artikel berjudul Jenderal Hoegeng, Sosok Polisi Jujur dan Tak Pernah Neko-neko yang Harus Mampu Dijadikan Panutan diunggah di laman www.tribratanews.kepri.polri.go.id pada 1 Juli 2022.

 

Kesederhanaan Hoegeng tampak saat ia tak segan mengayuh sepeda dari rumahnya menuju kantor di Markas Besar Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Keteladanan lain yang muncul adalah Hoegeng tak mau menjilat hanya untuk keuntungan dan keamanan pribadi. Nilai-nilai itu yang Kapolri Jenderal Listyo tekankan untuk diteladani oleh anggota kepolisian di masyarakat.

 

Sebagai informasi, sesuai dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 15 ayat (1) huruf j, Polri berwenang menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal (Pusiknas). Pusiknas berada di bawah Bareskrim Polri serta berlandaskan regulasi Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pusat Informasi Kriminal Nasional di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pusiknas Bareskrim Polri memiliki sistem Piknas untuk mendukung kinerja Polri khususnya bidang pengelolaan informasi kriminal berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta pelayanan data kriminal baik internal dan eksternal Polri dalam rangka mewujudkan Polri yang PRESISI (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan).

--- Pusiknas Bareskrim Polri, Valid dan Tepercaya ---