Artikel
Kecelakaan Lalu Lintas pada Mudik-Balik Lebaran Banyak Terjadi di Jalan Mulus
08 May 2024

KECELAKAAN lebih sering terjadi di jalan yang permukaannya
baik, tidak berlubang, tidak basah, tidak licin, dan tidak berdebu. Kondisi
jalan yang baik membuat pengemudi leluasa mengendarakan kendaraannya tanpa
hambatan. Namun siapa sangka, keleluasaan itu dapat membuat pengemudi terlena
sehingga berisiko menimbulkan kecelakaan. Sebab pada masa arus mudik dan balik
Idul Fitri, sebanyak 97,3 persen kecelakaan justru terjadi di jalan dengan
permukaan baik.
Korlantas Mabes Polri memberlakukan Operasi
Ketupat 2024 selama 13 hari. Operasi berlangsung mulai 4 hingga 16 April 2024.
Selama masa tersebut, Korlantas mendata sebanyak 4.514 kecelakaan terjadi di
seluruh wilayah Indonesia. Jumlah tersebut turun sebesar 29,6 persen dari
jumlah kecelakaan di masa pemberlakuan Operasi Ketupat 2023.
Data dari IRSMS Korlantas Polri yang diakses
pada Senin 29 April 2024 menunjukkan sebanyak 4.392 kecelakaan terjadi di jalan
dengan permukaan yang baik, di masa pemberlakuan Operasi Ketupat 2024.
Sementara 122 kecelakaan terjadi di jalan dengan kondisi yang berlubang,
keriting, berombak, basah, licin, berdebu, dan beralur.
Data serupa pun diungkap Korlantas Polri di
masa Operasi Ketupat 2023. Selama 15 hari dalam pemberlakuan operasi tersebut,
kecelakaan di jalan dengan permukaan baik lebih kerap terjadi. Yaitu sebesar
96,1 persen dari jumlah total kecelakaan. Polri mencatat 6.167 kecelakaan
terjadi selama operasi berlangsung mulai 17 April hingga 1 Mei 2023.
Data-data tersebut menunjukkan pengendara
harus lebih berhati-hati saat melintasi jalan dengan permukaan yang baik.
Kewaspadaan saat berkendara tidak boleh longgar meski melewati jalan tersebut,
justru makin harus ditingkatkan.
Kecelakaan di jalan tol
Jalan tol, jalan bebas hambatan. Jalan yang
dirancang khusus untuk memfasilitasi lalu lintas kendaraan dengan kecepatan
tinggi. Meskipun berbayar, melewati jalan tol menjadi cara yang paling diminati
pengemudi. Begitu pula di masa mudik dan balik lebaran, jalan tol menjadi
pilihan para pengemudi untuk mencapai tujuan.
Indonesia kini memiliki jalan tol yang
tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Sebagian
besar, permukaan jalan tol dalam kondisi baik. Bila pun ada masalah pada
permukaan, pemerintah pun segera memperbaikinya agar tak mengganggu kelancaran
lalu lintas di jalan tol.
Melewati jalan tol pun harus waspada. Sebab, kondisi ‘nyaman’ berkendara di jalan tol juga dapat memunculkan risiko kecelakaan. Buktinya, selama Operasi Ketupat 2024, sebanyak 56 kecelakaan terjadi di jalan tol. Memang, jumlah tersebut tak sebanyak jumlah kecelakaan di jalan arteri. Namun, pengemudi tetap harus berhati-hati sebab kecelakaan dapat mengakibatkan korban jiwa, korban luka, dan kerugian materiel.
Salah satu kecelakaan yang terjadi di jalur
tol di masa mudik Idul Fitri yaitu pada Senin pagi, 8 April 2024. Sebuah mobil
Daihatsu Gran Max bernomor polisi B 1635 BKT melaju dari arah Jakarta menuju
Cikampek. Mobil mengalami masalah, pengemudi tak dapat mengendalikan kendaraan
sehingga mobil menyeberangi jalur yang berlawanan arah.
Gran Max menghantam bus PO Primajasa dan
sebuah Daihatsu Terios. Dua mobil terbakar. Sementara bus rusak di bagian
depan.
Sebanyak 13 orang meninggal akibat kecelakaan.
Mereka penumpang mobil Gran Max. Sementara sopir bus luka berat dan korban dari
mobil Terios luka ringan.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menduga
kecelakaan terjadi akibat pengemudi Grand Max mengalami kelelahan. Akibatnya,
pengemudi tak dapat mengendalikan kendaraan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen
Hubdar) Kemenhub Hendro Sugiatno mengingatkan pengemudi beristirahat bila
merasa mengantuk atau lelah saat berkendara. Apalagi, saat mudik, berkendara di
kondisi lalu lintas yang padat semakin membuat tubuh merasa lelah.
“Mengingat padatnya kondisi lalu lintas
sehingga menimbulkan rasa lelah bagi para pemudik maka diharapkan untuk
utamakan waktu beristirahat. Setiap mengemudi selama 4 jam berturut-turut,
dianjurkan istirahat selama 30 menit,” ungkap Hendro dikutip dari artikel
berjudul Penyebab Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 58, Kemenhub Duga
Pengemudi Gran Max Kelelahan diunggah di www.kompas.com pada 8 April 2024.
Kecelakaan di jalan tol juga terjadi pada
Kamis pagi, 11 April 2024, atau satu hari setelah Idul Fitri. Kecelakaan
Tunggal bus Rosalia Indah terjadi di tol Batang-Semarang, sekitar pukul 06.35
WIB.
“Meninggal dunia tujuh orang,” ujar Kabid
Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Satake Bayu dikutip dari artikel berjudul Kronologi
Kecelakaan Bus Rosalia Indah di Tol Batang, 7 Orang Meninggal diunggah
di www.kompas.com pada 11 April 2024.
Kondisi pengemudi mengantuk juga menjadi
penyebab bus kecelakaan. Pengemudi mengantuk dan tak dapat mengendalikan
kendaraan sehingga bus keluar jalur dan masuk ke parit.
Jumlah kecelakaan menurun
Sementara itu data dari IRSMS menunjukkan
jumlah kecelakaan pada Operasi Ketupat 2024 menurun sebesar 29,6 persen dari
Operasi Ketupat 2023. Pada 2023, jumlah kecelakaan sebanyak 6.414 kejadian.
Sedangkan jumlah kecelakaan pada Operasi Ketupat 2024 yaitu 4.514 kejadian.
Pada Operasi Ketupat 2023, sebanyak 10.247
orang menjadi korban kecelakaan. Kecelakaan paling banyak terjadi pada 20 April
2023 atau satu hari menjelang Idul Fitri (H-1). Sebanyak 1.216 orang meninggal.
Sementara sisanya mengalami korban luka dan ringan.
Sedangkan di Operasi Ketupat 2024, Korlantas
Polri mencatat 4.514 kecelakaan. Kejadian paling banyak terjadi pada 6 April
2024 atau H-4. Sebanyak 7.290 orang menjadi korban. Sebanyak 507 korban
meninggal.
Adapun Polda Jawa Tengah menjadi satuan kerja
tingkat provinsi dengan jumlah kecelakaan paling banyak pada Operasi Ketupat
2023 dan 2024. Di 2023, Polda Kalimantan Utara menjadi satuan kerja dengan
jumlah kecelakaan paling sedikit yaitu 7 kejadian. Namun jumlah tersebut
meningkat di 2024 menjadi 10 kejadian. Polda Maluku Utara menempati posisi
dengan jumlah kecelakaan paling sedikit di Operasi Ketupat 2024 yaitu 7
kejadian. Jumlah tersebut turun bila dibandingkan dengan Operasi Ketupat 2023
yang sebanyak 8 kejadian.
Pusiknas Bareskrim Polri memiliki
sistem Piknas untuk mendukung kinerja Polri khususnya bidang pengelolaan
informasi kriminal berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta pelayanan
data kriminal baik internal dan eksternal Polri dalam rangka mewujudkan Polri
yang PRESISI (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan).
--- Pusiknas
Bareskrim Polri, Valid dan Tepercaya ---