Artikel
Sakit Hati Karena Di-bully, Siswa SMP Nekat Bakar Ruangan di Sekolah
SAKIT hati, marah, itu yang dirasakan R dalam beberapa waktu belakangan ini. Amarah yang tak terbendung membuat seorang remaja berusia 13 tahun itu bertindak nekat. Pada 27 Juni 2023, R melampiaskan kemarahannya dengan cara membakar beberapa ruang kelas di tempat ia mengenyam pendidikan SMP di Temanggung, Jawa Tengah.
Kapolres Temanggung AKBP Agus Puryadi mengatakan R mengaku sakit hati karena sering dirundung atau di-bully teman-temannya. R pun mengaku kurang mendapat perhatian dari gurunya.
“Artinya, ini adalah subjektif pada perasaan si siswa,” ujar AKBP Agus dikutip dari artikel berjudul Sakit Hati Sering Dibuli, Siswa SMP di Temanggung Bakar Ruang Kelas diunggah di situs www.tribratanews.polri.go.id pada 29 Juni 2023.
R mengaku perundungan yang ia dapatkan terjadi berulang kali. Teman-teman mengejeknya, memanggil nama orang tuanya, hingga karyanya tak dihargai. Bahkan, ia pernah dikeroyok.
“Kreasi saya tidak dihargai. Pernah disobek-sobek di depan saya. Enggak bilang apa-apa yang disobek,” ungkap R atau SO dikutip dari artikel berjudul Sakit Hati Di-bully Teman dan Guru, Siswa SMP Nekat Bakar Sekolah diunggah di laman www.detik.com pada Minggu 2 Juli 2023.
Perundungan yang dialami R termasuk dalam tindak kekerasan fisik maupun psikis. Kekerasan berdampak pada korban yang merasa sengsara, menderita secara fisik, psikis, maupun seksual. Penelantaran anak pun juga termasuk dalam kekerasan. Perbuatan tersebut jelas-jelas melanggar hukum dan hak asasi manusia.
Korban paling banyak di
Sumut
Sejak awal tahun hingga Juli 2023, Polda Jawa Tengah menindak 305 anak yang menjadi korban kekerasan dan kejahatan. Sementara jumlah anak yang menjadi terlapor yaitu sebanyak 32 anak. Sementara 317 orang merupakan terlapor berusia dewasa yang terlibat kasus kekerasan dan kejahatan. Dengan kata lain, terduga pelaku kekerasan dan kejahatan pada anak justru lebih banyak dilakukan masyarakat berusia dewasa.