Artikel
Kapolri Akui Karakter Humanis dan Keibuan adalah Kekuatan Polwan

IBARAT Kisah Mahabrata, Polisi Wanita adalah sosok Srikandi di
Kepolisian RI. Srikandi merupakan sosok pemberani, ahli menggunakan alat tempur
dan senjata, mampu bela diri, bahkan terampil berkuda. Meski demikian, Srikandi
memiliki sifat yang keibuan, lemah lembut, dan penuh kasih sayang.
“Saat melakukan tugas, ada karakter khusus Polwan yang lebih
menonjol dari polisi laki-laki. Karakter humanis dan karakter keibuan adalah
kekuatan Polwan. Ini sangat dibutuhkan di lapangan,” ujar Kapolri Jenderal
Listyo Sigit Prabowo dalam acara Syukuran Hari Jadi ke-74 Polwan RI 2022 yang
tayang di konten berbagi video YouTube dengan akun Divisi Humas Polri.
Keberanian Polwan, lanjut Kapolri, ditunjukkan dengan 308 personel
menduduki jabatan strategis dan operasional pada 2022. Beberapa personel bahkan
bergabung dengan Pasukan Perdamaian PBB, pasukan Brimob Polri, dan Densus 88
Anti Teror.
Kapolri berharap eksistensi Polwan terus meningkat secara
profesional, kemampuan tempur, hingga pengembangan diri. Polwan pun diharapkan
mampu terlibat menangani dampak akibat gejolak ekonomi global serta krisis
pangan dan energi. Sentuhan kelembutan emosi seorang Polwan mampu mendinginkan
situasi. Termasuk, mendinginkan suasana saat masyarakat berdemonstrasi.
Sehingga, aksi demonstrasi dapat berjalan damai dan lancar. Pesan dalam aksi
pun dapat tersampaikan ke pemangku kebijakan.
“Lantaran itu, rekan-rekan Polwan memiliki kelebihan dibanding
polisi laki-laki,” lanjut Kapolri.
Di masa kini, Polwan juga berhadapan dengan tantangan yang
kompleks pada kejahatan transnasional, terorisme, bencana alam, dan Pemilu
serentak 2024. Untuk menghadapi itu, Polwan perlu meningkatkan ilmu
pengetahuan, mengasah kemampuan masyarakat, mampu menjadi cooling system
pada tiap permasalahan. Dan, Polwan juga harus memiliki kepekaan gender untuk
merespon kejahatan berbasis seksual dan gender.
Kapolri pun tengah mempertimbangkan struktur Unit Perlindungan
Perempuan dan Anak (PPA) menjadi direktorat di bawah Bareskrim Polri. Agar,
keberadaan satuan PPA semakin kuat untuk menangani permasalahan di masyarakat,
khususnya kejahatan terhadap perempuan dan anak, sekaligus bentuk dukungan
terhadap Undang Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan
seksual.
Diminta ikut meraih kepercayaan masyarakat
Pada April 2022, Kapolri menjelaskan hasil survei Lembaga Survei
Indonesia (LSI) menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat pada Polri mencapai
71,6 persen. Namun pada Mei 2022, setelah peristiwa Duren Tiga, Kapolri
mengakui kepercayaan masyarakat menurun ke 66,7 persen. Berkat
usaha dan kerja keras Polri, kepercayaan masyarakat kembali naik pada Agustus
2022 hingga 69,6 persen.
“Jadi, saya titip ke rekan-rekan Polwan sebagai agent of change
untuk memperbaiki ini,” ungkap Kapolri.
Media sosial pun menjadi tantangan bagi Polwan maupun personel
polisi laki-laki. Media sosial ibarat pisau bermata dua. Terlebih, sebanyak
191,4 juta atau 68,9 persen dari jumlah total penduduk Indonesia aktif menggunakan
media sosial.
Di satu sisi, media sosial dapat memberikan manfaat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Namun di lain sisi, bila disalahgunakan,
media sosial dapat berakibat penurunan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Sehingga marwah dan nama baik Polri jadi rusak.